Ji Jingga

Ji Jingga
Ibo

Rabu, 06 Juni 2012

ASYIKNYA PENELITIAN BERSAMA ARGUMENTASI



Sabtu , 19 Mei 2012 kami angkatan 2010 ( Argumentasi ) berangkat ke Pulau Samalona, pulau ini dijadikan sebagai objek penelitian mata kuliah Metode Penelitian Kebudayaan. Pulau ini kami pilih dengan berbagai kendala, karena rencana pertama yaitu Selayar tapi berbagai halangan yang menjadikan Selayar di batal.
Pulau Samalona merupakan salah satu objek wisata yang terletak di perairan Makassar, pulau ini masuk di wilayah kecamatan Mariso, kelurahan Mariso. Pulau ini memiliki luas 2 hektar, jarak dari kota Makassar ±7 kilometer. Pulau ini memiliki potensi wisata yang baik, laut yang luas pada siang hari tampak dua warna yaitu biru dan hijau, sejauh mata memandang hanya laut.
Perjalanan ditempuh sekitar ±20 menit dengan menggunakan sekoci , dengan tarif Rp. 300.000, selama di perjalanan mata ini tidak lepas dari pandangan laut yang indah dan jernih sangat memanjakan mata. Sampai disana kami lagsung makan dan dibagi dalam tiga kelompok untuk meneliti kebudayaan yang ada di pulau ini
Saya memulai penelitian bersama teman –teman, pada penelitian ini banyak pengalaman yan saya dapatkan salah satunya ketika kami ingin mewawancarai salah seorang penduduk local di pulau tersebut, tetapi dia tidak mau dan pergi. Ada juga seorang ibu yang tidak ingin diwawancarai karena ia baru sembuh dari lumpuh, tapi ketika saya duduk – duduk di bale – bale yang disewakan untuk para pengunjung ia datang dan berbaring di dekat saya singkat cerita saya bercerita dengan ibu tersebut dan ia menceritakan tengtang pulau tersebut, sampai – sampai ibu tersebut menjawab semua pertanyaan yang saya ajukan. Adapun hasil penelitian yang kami dapatkan  tentang pendidikan di Pulau Samalona yaitu, tingkat pendidikan warga di pulau ini sangat tinggi karena rata – rata anak yang lahir di pulau ini akan di sekolahkan oleh orang tua mereka di luar pulau hingga mencapai gelar sarjana. Walaupun tidak terdapat satupun bangku sekolah di pulau ini, tidak menjadi kendala bagi warga untuk menyekolahkan anaknya di luar pulau demi menjaga kelangsungan dan kesejahtraan hidup keluarga mereka.
Seluruh warga yang mendiami pulau ini memilki hubungan kekerabatan hal ini disebabkan karena silsilah keturunan mereka yang berasal dari orang yang sama, katanya, leluhur mereka berasal dari Barombong dan sekaligus penemu dari pulau ini. Setelah pemerintah kolonial Belanda masuk di Makassar sekitar tahun 1902 banyak dari tentara – teantara Belanda yang tinggal berdampingan dengan mereka di Pulau Samalona ini. Pulau ini dulunya merupakan jalur persinggahan nelayan – nelayan yang  mendiami beberapa pulau kecil yang berbatasan dengan pulau ini. Sebab itulah , kenapa pulau ini diberi nama Samalona, sama yang berarti selalu, dan lona berarti dilewati.
Di pulau ini sendiri sering ditemukan benda – benda peninggalan sejarah seperti artefak, guci, bahkan tengkorak pun sering ditemukan di pulau ini. Menurut kepala RT di pulau ini sebenarnya sudah penuh dengan kuburan namun nisan mereka dicabut dengan kemudian diratakan kembali dengan tanah agar dapat dibanguni bangunan – bangunan sekarang pulau ini telah mulai padat dengan rumah – rumah, pondokan, bahkan di pulau ini sudah terdapat satu buah Mushalla dan satu buah villa dan beberapa gazebo, karena besarnya potensi wisata yang dimilki pulau ini, pemerintah sering melobi warga untuk melakukan kerja sama dalam mengelola pulau ini, namun ajakan pemerintah itu selalu ditolak warga karena keuntungan bisa jadi lebih banyak akan didapatkan oleh pemerintah.
Setelah kegiatan meneliti ini selesai  kami pun berfoto – foto dan menikmati indahnya laut Pulau samalona, pada sore hari kami bermain volley di samping rumah dengan riang canda yang penuh kegembiraan permainan volley ini sangat mengasikkan karena permainan ini banyak terjadi kecurangan karena banyak teman yang melewati garis batas lawan setelah bermain di samping rumah, kami pindah ke pinggir laut yang berpasir putih permainan ini tambah seru karena di pasirr ini kami banyak yang sering jatuh ketika mau mengambil bola, kami bermain bersama dosen kami yang merupakan dosen penanggung jawab mata kuliah, dosen kami ini sangat akrab dengan kami, setela bermain saya berjalan – jalan ke pinggir laut dan melihat teman yang asyik berenang dan menikmati segarnya air laut Pulau Samalona, banyak teman yang menyewa kaca mata renang yang disewakan oleh penduduk disana dengan tarif Rp. 10.000, setelah berjalan – jalan dan waktu sudah hampir magrib kami pun pulang dan bersih – bersih.
Pada malam harinya kami bercerita bersama teman angkatan dalam lingkar kekeluargaan yang hangat, kami bercerita sampai larut malam dan saya juga bermain kartu bersama empat teman yang lain permainan ini sangat lucu karena salah seorang teman yang langsung menangkap teman yang lain, tapi kartunya belum lengkap, ketika saya melihat kartunya saya langsung tertawa terbahak – bahak dan teman yang lain juga itu tertawa suasana semakin ribut sampai – sampai ada teman yang terbangun dari tidurnya dan marah. Saya sendiri begadang sampai pukul 03.00 pagi karena ingin menonton pertandingan bola, sambil menunggu kami bernyanyi dan diiringi gitar.
Di tengah asyiknya teman bermain saya tertidur di bale – bale tapi ketika saya terbangun dan saya pindah ke atas dan lucunya lagi saya tidur dekat kantongan sampah dan saya dikerumuni semut dan membuat badan saya gatal, karena gatal yang tidak bisa tertahankan lagi, jadi saya pindah ke dalam kamar dan tertidur sekitar 10 menit.
Minggu, 20 Mei 2012 pada pagi hari kami bermain sepak bola di pinggir laut, permainan  sangat menyenangkan karena para pemain merupakan group campuran dimana dalam satu team ada cowok dan cewek. Permainan sangat seru tapi melelahkan karena bermain dengan cowok menguras tenaga yang cukup banyak ditengah permainan anak yang memiliki bola tersebut meminta bolanya dan kami berhenti, setelah bermain saya pun turun ke laut untuk menikmati air laut pulau ini. Saya bermain di air cukup lama. Karena waktu yang terbatas pada hari itu jadi saya naik ke darat untuk mandi dan bersiap – siap untuk pulang sebelum pulang kami makan dan sempat berfoto – foto , setelah makan kami bersiap – siap dan membersihkan rumah, tapi masih ada teman yang asyik bermain di laut, sekitar jam 11 lewat kami pun meninggalkan pulau tersebut dengan menggunakan sekoci, dalam perjalanan pulang sekoci kami sempat mati di tengah laut dan kami yang ada di atas sekoci menjadi takut tapi itu berlangsung beberapa menit, baling – baling sekoci tersebut tersangkut dengan kotoran yang ada di laut tapi ketika sekoci kami kembali mati tapi itu bisa teratasi. Sekitar jam 12 kami sampai di daratan kota Makassar dengan selamat. Satu pesan saya “ menjaga kebersihan laut sama halnya kita mempertahankan keindahanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar