Berdasarkan
bentuknya karya sastra dapat dibedakan menjadi bentuk puisi, prosa, dan drama.
Semua bentuk karya sastra tersusun dari dua unsur pembangun, yaitu unsur
intinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur Intrinsik adalah unsur karya sastra yang
menmbangun tubuh karya sastra dari dalam tubuh karya sastra itu sendiri. Unsur
– unsur inilah yang menyebabkan karya satra hadir sebagai karya sastra, unsur –
unsur yang factual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Sedangkan
Unsur esktrinsik merupakan unsur pembangun karya sastra yang berasal dari luar
tubuh karya sastra. Atau secara lebih khusus ia dapat dikatakan sebagai unsur –
unsur yang mempengaruhi bangun cerita sebuah karya sastra.
Adapun unsur
intrinsik prosa terdiri atas :
1) Tema, yaitu suatu yang
menjadi pokok masalah atau persoalan sebagai bahan karangan, yang diungkapkan
dalam suatu cerita oleh pengarang. Tema prosa fiksi terutama novel dapat
terdiri dari tema utama serta beberapa tema bawahan. Sedangkan untuk cerpen
(cerita pendek) hanya memiliki tema utama saja.
Untuk dapat menentukan tema suatu cerita kita dapat menempuh
dengan jalan bertanya sebagai berikut.
a)
Mengapa pengarang
menulis cerita tersebut?
b)
Apa tujuan
pengarang menulis cerita tersebut?
c)
Faktor apa yang
menyebabkan atau menjadikan suatu karangan bermutu dan berharga?
2) Amanat, yaitu
pesan-pesan yang disampaikan oleh si pengarang melalui cerita yang digubahnya.
Si pengarang menyampaikan amanatnya dengan dua cara, yaitu:
a)
Secara eksplisit
(terang-terangan): pembaca dengan mudah menemukannya; dan
b)
Secara implisit
(tersirat/tersembunyi): untuk menemukan amanat dalam hal ini, pembaca agak
sukar menemukannya, terlebih dulu pembaca hendaknya membaca secara keseluruhan
isi cerita tersebut.
3) Alur/plot, yaitu
urutan atau kronologi peristiwa yang dilukiskan pengarang dalam suatu cerita
rekaan, terjalin satu dengan yang lainnya. Alur dapat diklasifikasikan menjadi
tiga macam, yaitu sebagai berikut.
A. Alur umum, tahap-tahapannya adalah
sebagai berikut.
a) Eksposisi (Perkenalan/Pengantar)
Eksposisi adalah
proses penggarapan serta memperkenalkan informasi penting kepada para pembaca.
Melalui eksposisi, seorang pengarang mulai melukiskan atau memaparkan suatu
keadaan, baik keadaan alam maupun tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita
tersebut, serta informasi-informasi yang akan diberikan pengarang kepada
pembaca melalui uraian eksposisi tersebut.
b) Komplikasi
(Penampilan Masalah)
Komplikasi adalah
adanya masalah yang terjadi di antara para tokoh, baik tokoh dengan tokoh,
tokoh dengan tempat, maupun tokoh dengan suasana yang terdapat dalam cerita
rekaan.
c) Klimaks
(Puncak Ketegangan)
Klimaks adalah
suatu permasalahan yang telah mencapai pada puncaknya (meruncing).
d) Antiklimaks
(Ketegangan Menurun/peleraian)
Antiklimaks adalah
suatu peristiwa yang ditandai dengan menurunnya tingkat permasalahan yang
terjadi pada tokoh.
e) Resolusi
(Penyelesaian)
Resolusi adalah
kejadian akhir yang merupakan penyelesaian permasalahan di atara para tokoh
cerita.
B. Berdasarkan cara menyusun
tahapan-tahapan alur, maka dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
a) Alur
Lurus (Alur Maju/Alur Agresif), yaitu rangkaian cerita dikisahkan dari awal
hingga cerita berakhir tanpa mengulang kejadian yang telah lampau.
b) Alur
Sorot Balik (Alur Mundur/Alur Regresif/Flash Back), yaitu kebalikan dari
alur lurus. Rangkaian ceritanya mengisahkan kembali tokoh pada waktu lampau.
c) Alur
Campuran, yaitu gabungan antara alur maju dan alur sorot balik.
C. Berdasarkan
hubungan tahapan-tahapan dalam alurnya, maka dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
sebagai berikut.
a) Alur
Rapat, yaitu alur yang terbentuk apabila alur pembantu mendukung alur
pokoknya.
b) Alur
Renggang, yaitu sebaliknya, alur yang terbentuk apabila alur pokok tidak
didukung oleh alur pembantu.
D. Berdasarkan kuantitasnya, maka
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
a) Alur
tunggal, yaitu alur yang hanya terjadi pada sebuah cerita yang memiliki satu
jalan cerita saja, biasanya terjadi pada cerpen.
b) Alur
ganda, yaitu alur yang terjadi pada sebuah cerita yang memiliki jalan cerita
lebih dari satu, biasanya ada pada novel.
4) Tokoh, yaitu pelaku di
dalam cerita dan mengambil peranan dalam setiap insiden-insiden. Tokoh terdiri
atas sebagai berikut.
a) Tokoh
Protagonis (Tokoh Utama/Tokoh Sentral), yaitu tokoh yang paling berperan dalam
cerita dan umumnya bersifat baik.
b) Tokoh
Antagonis (Lawan Peran Utama), yaitu tokoh yang menentang tokoh protagonis,
umumnya memiliki sifat yang jahat.
c) Tokoh
Komplementer (Pembantu), yaitu tokoh sampingan yang berperan sebagai pembantu
tokoh protagonis dan antagonis.
5) Penokohan
(Perwatakan), yaitu watak atau karakter dari para tokoh di dalam cerita. Adapun
jenis penggambaran watak tokoh dapat dilakukan dengan tiga metode, yaitu:
a) Metode
analitik, yaitu pemaparan secara langsung (eksplisit) watak atau karakter para
tokoh dalam cerita, seperti; penyayang, penyabar, keras kepala, baik hati,
pemarah, dan lain sebagainya.
b) Metode
dramatik, yaitu metode penokohan yang dipergunakan pencerita dengan membiarkan para
tokohnya untuk menyatakan diri mereka sendiri lewat kata-kata, dan perbuatan
mereka sendiri, misalnya lewat dialog, jalan pikiran tokoh, perasaan tokoh,
perbuatan, sikap tokoh, lukisan fisik, dan sebagainya.
c) Metode kontekstual, yaitu cara menyatakan watak tokoh melalui konteks
verbal yang mengelilinginya. Jelasnya, melukiskan watak tokoh dengan jalan
memberikan lingkungan yang mengelilingi tokoh, misalnya: kamarnya, rumahnya,
tempat kerjanya, atau tempat di mana tokoh berada.
Watak tokoh terdiri dari sifat, sikap, serta kepribadian
tokoh. Penokohan dapat dilakukan melalui dimensi (a) fisik, (b) psikis, dan (c)
sosial.
6) Latar (setting),
yaitu mengenai lingkungan (tempat/lokasi, waktu, dan suasana) terjadinya suatu
peristiwa di dalam cerita.
- Tempat
: umpamanya di rumah sakit, daerah wisata, di daerah
transmigran,
di kantor, di kamar tidur, di halaman,
dan lain sebagainya.
- Waktu
: tahun, musim, masa perang, suatu upacara, masa
panen, periode sejarah, dan sebagainya.
- Suasana
: aman, damai, gawat, bergembira, berduka/
berkabung, kacau, galau, dan sebagainya.
7) Sudut pandang (point
of view), yaitu status atau kedudukan si pengarang dalam cerita. Ada empat
macam sudut pandang, antara lain:
a) pengarang
sebagai orang pertama sebagai pelaku utama (pengarang = aku);
b) pengarang
sebagai orang pertama sebagai pelaku sampingan;
c) pengarang
berada di luar cerita sebagai orang ketiga; dan
d) kombinasi
atau campuran, kadang-kadang di dalam dan kadang-kadang di luar cerita.
8) Gaya Bahasa (Majas)
disebut juga “langgam, corak, bentuk, atau style bahasa” yaitu
cara yang digunakan oleh si pengarang untuk mengungkapkan maksud dan dan
tujuannya baik dalam bentuk kata, kelompok kata, atau kalimat. Jadi, gaya
bahasa atau majas meliputi; kata, frasa atau kelompok kata, kalimat (struktur)
biasa/majas. Gaya bahasa atau majas adalah ibarat kendaraaan bagi seseorang
pengarang yang akan membawanya kemana arah tujuan yang ingin ditujunya. Gaya
bahasa atau majas merupakan faktor dominan dalam karya prosa fiksi.
Penokohan dapat dilakukan menggunakan metode (a) analitik,
(b) dramatik, dan (c) kontekstual. Metode analitis/langsung/diskursif,
yaitu penyajian watak tokoh dengan cara memaparkan watak tokoh secara langsung.
Metode dramatik/taklangsung/ragaan, yaitu penyajian watak tokoh melalui
pemikiran, percakapan, dan lakuan tokoh yang disajikan pengarang. Bahkan dapat
pula dari penampilan fisiknya serta dari gambaran lingkungan atau tempat tokoh.
Metode kontekstual, yaitu penyajian watak tokoh melalui gaya bahasa yang
dipakai pengarang.
Unsur Ekstrinsik
Karya Sastra Prosa terdiri atas :
1. Nilai-nilai
dalam cerita (agama, budaya, politik, ekonomi);
2. Latar
belakang kehidupan pengarang; dan
3. Situasi
sosial ketika cerita itu diciptakan.
4. Pandangan hidup suatu bangsa, berbagai
karya seni yang lain, dan sebagainya.
sumber
Diposkan oleh antuk I
Wayan Jatiyasa Ring RAbu, 23 MEI 2012
Diposkan oleh Minggu, Desemebr 5,
2010 Yayun Riwinasti MINGGU, 5 DESEMBER 2010
Nurgiyantoro,
Burhan. 2009. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:
GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar